Top 20 Lomba Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021

SAPU LIDI (Strategi Pelayanan di Masa Pandemi Melalui Budaya Literasi Digital)

Practice Conversation in Cross Culture Indonesia - Denmark

Praktik Berbahasa Inggris dalam Tema Pertukaran Budaya Indonesia - Denmark

Kegiatan LDk Dewan Kerja Pramuka Tahun 2019

Bertempat di Gunung Prau LDK dan Pengukuhan Dewan Kerja Pramuka SMP N 2 Selomerto akhirnya selesai dilaksanakan

Bu Mulyani Terima Apresiasi 75 Ikon Pancasila Tahun 2020

Prestasi luar biasa dan tiada henti.

Jumat, 27 Oktober 2017

Prestasi Peserta Didik di Ajang Bulan Bahasa Tahun 2017

Pada tanggal 25 November 2017, SMP N 2 Selomerto mengikuti kegiatan dalam rangka menyambut bulan bahasa. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, diantaranya adalah lomba Macapat, lomba Pidato bahasa Indonesia, dan Pidato Bahasa Inggris.



Dan ada catatn yang luar biasa untuk tahun 2017 ini dengan raihan :
1. Juara 1 Pidato Bahasa Inggris
2. Peringkat 2 Pidato Bahasa Inggris
3. Harapan 3 Macapat

Kamis, 26 Oktober 2017

Alat Spero Slime Antar Tiga Siswa SMP Negeri 2 Selomerto Raih Perak Di LPSN 2017

SMP Negeri 2 Selomerto berhasil mengharumkan nama Wonosobo di ajang lomba penelitian siswa Nasional (LPSN) Tahun 2017. Tiga siswa-siswinya, yaitu Wiwin Astuti, Naufal Daffa Dhiya’ulhaq dan Deliana Haryanti berhasil menggondol medali perak untuk penelitian mereka tentang alat pengolahan air dengan metode pembuangan lumpur otomatis. Ketiga pelajar kelas VIII tersebut menunjukkan bahwa alat yang mereka ajukan dalam LPSN terinspirasi dari keinginan untuk dapat memanfaatkan air sungai sebagai alternatif air konsumsi harian. “Ide membuat alat yang kami beri nama Sperro Slime ini adalah untuk dapat menghasilkan air bersih dari melimpahnya air sungai di Wonosobo,” terang Wiwin Astuti didampingi Daffa, Deliana dan guru pembimbing ekstra kurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR), Sundari.



Sperro Slime, menurut Wiwin memiliki prinsip kerja sederhana, yaitu mengangkat air dari aliran sungai, yang umumnya berlumpur untuk kemudian diolah menjadi air bersih, dengan endapan lumpur yang dapat terbuang secara otomatis. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat alat tersebut, diakui Wiwin tidak sulit diperoleh, karena hanya terdiri dari 3 bak penampungan dan pengolah air, dan 2 bak untuk pembuangan lumpur dan penampungan air bersih hasil pengolahan. “Setelah diangkat dari sungai, air yang masih bercampur lumpur masuk ke bak pertama yang telah dilengkapi filter untuk menyaring lumpur, kemudian setelah terpisah dengan lumpur air mengalir ke bak kedua yang berisi filter berupa pasir dan sekam bakar,” urai Wiwin lebih detail. Hasil dari filtrasi menggunakan pasir dan sekam itulah yang menurut Wiwin kemudian mengalir berupa air bersih yang siap digunakan untuk keperluan sehari-hari.