RA Kartini sejak kecil mempunyai hobi atau kegemaran membaca buku-buku berbahasa Belanda. Terinspirasi dari sejumlah buku yang dibacanya, ia pun aktif menulis. Baik menulis surat untuk korespondensi maupun di surat kabar.
Kartini dengan pendidikan dan fasilitas yang serba terbatas mampu menghasilkan goresan pena yang sangat berkualitas. Bagaimana dengan generasi kita pada era kini?
Jujur harus kita akui, aneka kemudahan era kini belum kita manfaatkan secara optimal untuk menempa diri. Kita cenderung terbuai dan terjebak dalam media sosial.
Oleh karena itu saya bersama tim literasi sekolah sejak 2017 mulai membuat inovasi pelayanan, khususnya kepada siswa dan guru. Inovasi ini bernama Pohon Multiliterasi.
Seperti halnya pohon, literasi harus dirawat. Program yang kami buat pun dimulai dari program akar, batang, ranting, daun dan buah. Kenapa memakai Multiliterasi? Karena kami menggabungkan 20 jenis Literasi dari berbagai sumber.
Tujuannya untuk menyerap semua potensi, semua bakat dan semua minat. Setelah siswa dan guru tahu potensinya, diberikan perawatan lewat workshop dan akhirnya bisa menghasilkan karya-karya bergizi.
Alhamdulillah tiga tahun terakhir buah literasi baru bisa kami petik. Lama sekali? Memang. Literasi tidak singkat. Butuh proses yang panjang dan kadang melelahkan. Butuh komitmen dan kesabaran. Butuh kesabaran dan ketelatenan. Semua terkumpul menjadi satu.
Tahun pertama pembiasaan dan pengembangan dibentuk. Tahun kedua mulai mengadakan berbagai kegiatan, media inovasi kreatif, kegiatan insidental. Kemudian diuji melalui lomba internal dan lomba eksternal. Tahun ketiga siswa dan guru baru bisa panen prestasi.
Oleh karena itu, alhamdulillah pohon Multiliterasi terbukti mampu meningkatkan prestasi literasi di sekolah kami. Tahun ini kami diminta mengikuti lomba inovasi pelayanan publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di lingkungan Kementerian/ Lembaga, Pemda, BUMN, dan BUMD.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Mohon doa dan dukungannya ya!
Mungkin inovasi ini sederhana tapi bagi siswa dan guru di sekolah kami sangat terasa manfaatnya. Seperti apa manis dan ranum buah dari Multiliterasi? Bisa dilihat dari video berikut ini.
0 comments:
Posting Komentar